10 November Peringati Hari Pahlawan, Seremonial ataukah Masih Benar-benar bermakna?

 

10 November Peringati Hari Pahlawan, Seremonial ataukah Masih Benar-benar bermakna?



Hai, assalamu’alaikum warroh matullohiwaba rokatuh, semangat hari para pembaca yang budiman, tak terasa kita berjumpa lagi di artikel saya kali ini yang bertemakan hari pahlawan yang setiap jatuh pada tanggal 10 november pada tahunnya. Ini bukan tentang merujuk mengkritik maupun sedang mencela, apalagi itu. Tidak para pembaca yang budiman. Ini cuman keresahan saja yang terkadang kita sudah mulai lupa tentang kenapa sih makna dari hari pahlawan dan kenapa harus diperingati. Dan jika diperingati setiap tahunnya apakan sebagian dari kita tahu sejarah kenapa tanggal 10 november itu kita harus mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur berjuang memerdekakan bangsa kita Indonesia dari jerat kolonialisme yang telah berlangsung berabad-abad lamanya.

Peristiwa besar apakan yang sebenarnya terjadi, sehingga menjadikan tanggal 10 november ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari pahlawan dan di peringati pada setiap tahunnya. Itu sih yang harus digali oleh kita semua jangan sampai kita sekarang atau generasi berikutnya lupa peristiwa-peristiwa penting yang terjadi. Bahkan sampai lupa nama-nama pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan kita yang telah nikmati selama berjalan selama 76 tahun semejak diproklamasikanya oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 yang lalu.



Gambaran umumnya peristiwa 10 november itu sendiri adalah perang revolusi yang terjadi setelah kemerdekaan di Surabaya. Pada saat itu bendera belanda di hotel Yamato di sobek warna birunya oleh para pejuang kita dan menjadi bendera merah putih, serta pada saat itu tentara sekutu yang di boncengi oleh nica akan dan ingin menguasai kembali daerah jajahannya di tanah jawa. Pada saat itu tentara sekutu yang di pimpin oleh jendral malaby datang ke Surabaya dengan maksud ingin melucuti senjata dan menangkap sisa-sisa pasukan jepang yang masih ada di Surabaya. Karena setelah peristiwa pengeboman atom Hirosima-Nagasaki yang dilancarkan oleh sekutu, pada akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu. Dan menyerahkan jajahan jepang kepada sekutu. Akan tetapi niatan licik nica yang membonceng kepada sekutu maka para pejuang kita yang berada di kota Surabaya mengangkat bambu runcing untuk melakukan perlawanan. Dan terjadi peristiwa yang besar pada saat itu Jendral malaby tewas tertebak oleh pejuang kita,dan tewas seketika di pada saat itu. Maka marahlah sekutu terhadap para pejuang yang ada di Surabaya dan mengultimatunya untuk menyerahkan pelakunya dan tunduk ke sekutu. Mendengar hal itu marah dong, siapa el u tu? Bahasa gaulnya mungkin seperti itu, wkwkwkwk.. dan para pejuang kita nih yang ada di Surabaya tetep kukuh pada pendiriannya serta di semangati oleh bung Tomo dengan kata yang mungkin tidak asing lagi oleh kita “Merdeka Atau Mati”… semangat para pejuang kembali menyala-nyala, mereka lebih memilih mati ketimbang hari kembali terjajah, 3 setengah abad memendam rasa perihnya terjajah di negeri sendiri. Menderita sekarang atau terus terjajah. Dan peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 10 november para pejuang yang hanya menggunakan bamboo runcing dan senjata hasil rampasan tentara jepang akan tetapi mental baja mereka lah yang membuat mereka tak gentar menghadapi serangan sekutu. Walapun banyak korban dipihak kita termasuk bung Tomo yang berjuang gigih di pertempuran 10 November di Surabaya. Maka dari itulah tanggal 10 November diperingati setiap tahunnya untuk mengenang jasa pahlawan-pahlawan kita yang telah gugur dalam menjaga kemerdekaan serta memperjuangkanya. agar kita tidak lupa akan peristiwa betapa berharganya kemerdekaan kita saat ini.

Mungkin itu sedikit dari gambaran tentang kenapa kita harus memperingati tanggal 10 November sebagai hari pahlawan. Walapun idak saya jabarkan secara rinci, dan mungkin ada kesalahan mohon di maafkan. Masalahnya apakah pemuda-pemudi sekarang masih dan selalu memaknai 10 november sebagai hari pahlawan? Atau sudah melupakan karena sibuk bermedsos dan dunia digitalnya ? semua jawabanya hanya para pembaca sendiri yang tahu. Ayo mulailah menghargai dari hal-hal yang kecil. Misalkan menabur bunga di taman makam pahlawan. Mengisi kemerdekaan dengan hal positif karena bayaran dan kemerdekaan kita ini tidak didapat dengan bimsalabi tapi dibayar dengan keringat dan darah para pejuang kita. Kata Bung Karo Presiden pertama kita “Jas Merah” (jangan sekali-kali melupakan sejarah)…



 Demikianlah sepenggal artikel 10 November Peringati Hari Pahlawan, semoga dapat menambah wawasan dan referensi dari para pembaca yang budiman. jika berkenan silahkan baca juga artikel-artikel yang saya muat di Portal berita wacana Receh lainnya. salam sehat..

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "10 November Peringati Hari Pahlawan, Seremonial ataukah Masih Benar-benar bermakna?"

Post a Comment