Saringan Pikiran
Bad nuws is good news, itulah semboyan yang sering kita dengar di media massa, jika kita mua perhatikan bahwa dalam eera komunikasi ini sangatlah sulit kita terlepas dari media. Dan tak terbantahkan jika bahwa berita buruk seperti perkosaan, pencuriaan, korupsi lebih mendominasi media massa yang ada di sekeliling kita. Seseorang sahabat yang sangat kreatif, Ariyanto. Dengan keisengan kreatifnya pernah menutup semua berita “negatif” pada sebuah eksemplar surat kabar surat kabar nasional terbitan ibukota dengan kertas warna hitam, dan dan membiarkan berita “positif” begitu saja, lahasil lebih dari 70% Koran tersebut berwarna hitam. Belum lagi jika kita sering melihat tontonan seperti berita kriminal mungkin dari 10 berita ada 12 yang buruk. Di saat kita memperhatikan sesuatu, apapun itu, sebernarnya kita memberikan energi kepada apa yang kita perhatikan tersebut. Ketika kita melihat tayangan atau bacaan atau mendengar berita buruk yang membuat kita takut,cermas, atau marah, itu sama saja memberi energi pada ketakutan, kecemasan, dan kemarahan pada diri kita sendiri. Focus kepada berita yang menguntungkan dan menghindari berita yang merugikan adalah kuncinya. Tubuh dan pikiran adalah satu kesatuan yang keduanya saling berinteraksi, dan keduanya adalah hasil dari apa yang dilakukan dan di pikirkan terhadapnya di masa sebelumnya. Jika kita melihat tubuh ini dan memperhatikan pikiran kita semuanya terbentuk seperti sekarang ini karena ini adalah hasil dari apa yang telah anda lakukan dan pikirkan. Jika sulit bagi kita untuk berfikir positif itu tidak lain karena pikiran positif dalam tubuh kita jarang mendapat asupan, ketika perasaan iri dengki dominan dalam diri kita, maka itu bukan karena kejadian dari luar atau orang lain yang meyebabkanya, semua adalah peran kita dalam mengisi pikiran kita sendiri dengan hal-hal negative tersebut.

Nah salah satu cara agar kita membangun rasa atau jiwa positif kita adalah berdamai dengan diri kita sendiri. Kita mulai melihat setiap hal negatif yang ada di sekitar kita dengan perspektif positif. Bagaimana caranya? Ya kita bangun sudut pandang yang menurut kita baik dan tidak menimbulkan keresahan dan emosi. Contoh ketika kita melihat atau sedang dalam keadaan yang kurang baik, seperti di curangi atau di sakiti oleh seseorang yang kita percaya, atau melihat perilaku perundungan yang saaat ini sedang marak terjadi di lingkungan sekitar kita maupun di media masa baik elektronik maupun cetak. Tahan nafas dan ucapkan dalam hati kita “walaupun tidak ikhlas tapi aku ikhlas” itu salah satu afirmasi cara diri kita berdamai dengan hal negatif diri kira sendiri. Tidak mudah memang, akakn tetapi apabila kita sudah pada tahap kesadaran yang baik maka hal tersebut tidaklah sulit untuk di lalukan. Karena saat ini di media social seperti facebook, istagram dan lain-lainnya banyak dari kita berkomentar terhadap berita dengan meluapkan emosi, kadang-kadang beradu argument dengan kasarnya saling mencaci maki, sampai terkadang berujung ke kasus hikum. Inilah pentingnya kita perlu yang namanya menyaring berita, semakin banyak kita lihat berita positif maka perilaku kita mengarah ke hal-hal yang positif pulah serta dengan mudah kita memaafkan maupun memminta maaf. Akan tetapi apabila kita sering melihat berita atau hal-hal yang negative maka membawa kita kedalam luapan emosi, rasa cemas yang berlebihan, serta gampang sekali kita tersulut emosinya dengan orang-orang sekitar, walaupun itu hanya permasalahan yang kecil atau salah paham saja.
0 Response to "Saringan Pikiran"
Post a Comment